chibet Cricket<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://cdn-images-1.jeetwincasinos.com/fit/c/150/150/1*suxhmmNws5fVLckII-lV7w.png Mcb777 Bet<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16?source=rss-6f2e0e69627a------2 Medium Tue, 27 May 2025 21:01:51 GMT Machibet777 Bet<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16/tiga-bulan-mengajar-di-ponpes-al-rozi-7e2d39a165b5?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/7e2d39a165b5 Sun, 23 Mar 2025 03:52:18 GMT 2025-03-23T03:52:18.933Z
Foto asli milik penulis

Libur kuliah selama tiga bulan yang bisa kita simpulkan libur yang cukup lama, sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung ke kampung tercinta yakni desa Pandan.

Selama libur kuliah tiga bulan ini saya berkunjung ke tempat di mana saya dididik ketika sekolah menegah atas kemarin dan alhamdulillah di sini saya diberikan kesempatan untuk menjadi guru bahasa Inggris selama libur kuliah.

Tentunya, ada manfaat dan juga pembelajaran yang saya rasakan, ketika saya telah mengajar dan menuntaskan tanggung jawab saya. Yang akan saya ceritakan di sini.

Berikut beberapa point yang bisa saya ceritakan dalam artikel ini :

1. Menambah pengalaman baru

“Setiap pengalaman membuatmu tumbuh.”

Saya percaya di zaman sekarang, jika kita ingin bersaing di dunia kerja kita membutuhkan sebuah pengalaman. Nah, pengalaman mengajar ini sangatlah berharga bagi saya untuk mengajar lagi dengan metode yang telah saya alami, dan juga bisa menambahkan pengalaman ini ke CV dan portofolio saya.

2. Mengulangi Pelajaran

“Ilmu yang tidak di amalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah”

Dengan mengajar tidak hanya saya mengamalkan ilmu, tetapi saya juga mendapatkan pengulangan belajar pada saat itu. Yang mungkin pelajaran seperti ABC dan materi basic lainnya yang jarang saya ulangi. Namun ketika saya mengajar banyak pelajaran yang saya telah pelajari kembali.

3. Bertemu sapa dengan adik-adik seperjuangan

Ini menjadi bagian yang menyentuh lubuk hatiku yang paling dalam hahaha.. (Paling dalam) : )

Jadi, saya adalah alumni al Rozi juga oleh karena itu kita adalah satu rumpun di sini. Nah, tentunya selama tiga bulan ini telah banyak membuat momen baru. Saya menghabiskan waktu untuk bercerita pengalaman dan ilmu baru yang telah saya gali di luar dan saya bagikan ke adik-adik di Al Rozi ini.

Karena, saya merasa ketika saya masih berada di pondok pesantren. Saya senang ketika ada kakak ataupun guru yang menginspirasi dengan pengalaman yang dihiasi dengan motivasi yang menarik.

Selama tiga bulan ini, ada banyak cerita yang Saya ceritakan ke mereka tentang kehidupan, belajar, dan juga tentang perjuangan. Misalnya ;

1.Hidup yang tidak pernah dipertaruhkan tidak akan pernah di menagkan.

2. Tetaplah belajar banyak hal untuk membuatmu lebih berharga

Kesimpulan

Mengajar di Pondok Pesantren Al-rozi selama tiga bulan ini menghasilkan pengalaman baru. Saya juga bisa mengulangi pelajaran yang tidak sempat yang ulangi dan bagian terbaik yakni Saya bisa bertemu dengan mereka. Pelajaran yang terbaik yang pernah Saya pelajari adalah bahwa saya masih harus belajar. Dengan mengajar saya belajar yang dibayar.

]]>
Machibet Affiliate<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16/mengambil-kesempatan-yang-datang-0479456f4634?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/0479456f4634 Wed, 12 Feb 2025 03:30:42 GMT 2025-02-12T03:38:22.473Z
Foto asli milik penulis

Berbicara tentang kesempatan, kesempatan terkadang tidak datang dua kali walaupun ada itu juga tak akan sama.

Selama libur kuliah saya memanfaatkan waktu saya untuk mengajar bahasa Inggris di Pondok Pesantren Modern Al-rozi. Nah, di sinilah saya mengumpulkan keberanian untuk mengambil kesempatan yang datang.

Apakah kesempatan itu? Jadi, saya telah membuat wishlist yang dimana salah satunya ialah belajar menjadi seorang Master of ceremony (MC).

Kemarin, ada seorang guru di sana yang berbicara tentang ulang tahun anaknya. Di tengah percakapannya dengan guru lainnya. Saya tidak sengaja mendengar, kemudian saya merespon tersebut.

Yah, omongan basa-basi, (Ada apa buk?)

Kemudian guru tersebut bilang saya butuh seorang MC, dia bilang acaranya tidak terlalu besar. Namun, saya butuh MC untuk mengatur jalannya acara.

Dengan sigap, saya merespon saya saja buk jadi MC nya, saya siap untuk datang.

Saya mengambil tantangan tersebut, walaupun saya belum mempunyai pengalaman menjadi MC di acara Ulang tahun yang dituntut untuk mencairkan suasana dengan banyak trik kreatif karena di dalamnya adalah anak-anak.

Tetapi jika tidak memulai, lantas kapan lagi saya akan berkembang. Mulai dari sana saya belajar menggunakan banyak sumber, bertanya, menonton video, dan cara lainnya.

Di sana saya belajar bahwasannya ambil tantangan tersebut dan bertanggung jawablah dengan tantangan yang telah kita ambil.

Kemudian dengan waktu kurang lebih 5 hari yang saya punya untuk mempersiapkan acara. Saya melakukan yang terbaik.

Foto saya menjadi MC

Yah, kemudian di hari-H saya merasa cemas, karena anak-anaknya lumayan banyak, ini di luar dugaan saya. Namun, itu merupakan tanggung jawab saya untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

Setelah acara nya selesai, ada rasa senang karena telah menyelesaikan tanggung jawab dan secara tidak langsung saya telah belajar menjadi seorang MC yang langsung terjun ke acara.

Di sana, saya belajar bahwa tantangan kecil ataupun besar yang di terima. Kalau sekiranya kita bisa melakukannya. Kenapa harus menunggu nanti. Dan saya menekatkan diri saya bahwa di episode selanjutnya saya akan membuat tantangan itu dan tidak menunggu tantangan untuk datang.

]]>
chibet Cricket<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16/alasan-saya-pulang-kampung-44886f7ad906?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/44886f7ad906 Sat, 18 Jan 2025 02:45:41 GMT 2025-01-18T02:45:41.591Z
Photo by Yaqing Wei on Unsplash

Di setiap kampus memiliki waktu libur setelah semesterannya. Begitu juga di kampus saya. Rabu, 08, Januari 2025 akhir semester tiga ini dan kampus memberikan waktu libur dua bulan. Nah, libur dua bulan ini banyak dari mahasiswa yang memanfaatkan untuk bekerja, mengambil kursus, dan Pulang kampung.

Saya juga salah satu dari mereka. Saya memilih pulang kampung untuk semester ini, dikarenakan waktu libur yang cukup lama dan rasa rindu yang terpendam kepada kampung halaman.

Tetapi alasan itu merupakan alasan yang umum, tentunya saya memiliki alasan yang spesifik yaitu: menemukan semangat baru, menghindari kebosanan di kota dan menggunakan waktu libur secara efektif.

Setelah satu tahun saya berada di tanah rantau menghabiskan waktu untuk belajar dan juga bekerja. Banyak energi yang telah saya keluarkan dan saya membutuhkan bahan bakar baru untuk lebih semangat lagi di tahun ini.

Dan waktu libur ini juga saya gunakan untuk mengajar di sekolah dimana saya belajar dulu. Saya mengajar bahasa Inggris di pondok pesantren dan juga SMP saat Saya sekolah dulu.

Karena di tempat perkuliahan, saya mencari ilmu dan ketika saya pulang ke tempat kediaman saya. Saya mempunyai kesempatan untuk mengulangi pelajaran tersebut dengan mengajar.

Dengan adanya kesempatan pulang kampung ini. Saya bisa mengamalkan ilmu yang saya punya, bertemu keluarga dan juga menghindari kebosanan di tanah rantau.

]]>
Machibet Bet<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16/kuliah-di-malam-hari-restoran-di-siang-hari-00df345cf20e?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/00df345cf20e Sat, 21 Dec 2024 16:17:11 GMT 2024-12-23T19:07:27.305Z
Photo by Caroline Attwood on Unsplash

Seorang mahasiswa yang menjalani di dua dunia yaitu kerja dan kuliah, tentunya mereka memiliki beberapa tantangan yang mereka harus hadapi yaitu tekanan kerja dan tugas kuliah.

Saya baru semester tiga ini menjadi seorang pramusaji di restoran, sebelumya saya bekerja pada bidang Wrapping stiker kendaraan. Tetapi sayangnya, lokasinya jauh dengan kampus saya.

Nah, karena lokasi restoran ini lumayan dekat dengan tempat saya kuliah, sehingga memudahkan saya untuk pergi ke Kampus, saya rasa bekerja di sini merupakan suatu keputusan dan pilihan yang tepat.

Walaupun, sebagai seorang mahasiswa Sastra Inggris mungkin pekerjaan ini sama sekali tidak berhubungan dengan kuliah atau jurusan saya. Namun, saya rasa dengan saya bekerja sebagai pramusaji, saya mendapatkan beberapa manfaat seperti bertambahnya pengalaman saya dan juga bekerja itu mengasah keterampilan dengan bayaran.

Pengalaman

Di sini saya akan menceritakan pengalaman di restoran sebagai pramusaji dan mahasiswa Sastra di kampus.

Sebagai pramusaji tentunya melayani para tamu yang makan di restoran sampai dia pulang, dalam melayani para tamu-tamu ini, tentunya saya menemukan bermacam-macam tamu, ada tamu yang ramah, pemarah, tidak sabaran, baik hati dan semacamnya.

Ketika saya ketemu ibu-ibu yang ramah bisanya mereka bilang “mas sama anak saya saja”. Itu merupakan pencapaian kecil saya rasa karena telah berhasil mendapatkan hati tamu. Walaupun mereka ramah, tetapi sayanya juga harus lebih ramah dan pandai berkomunikasi dengan menggunakan jokes mereka.

Dan juga selain pengalaman itu, saya juga merasakan bagaimana saya mengatur waktu belajar dan kuliah di tengah-tengah kesibukan kerja.

Seperti ketika tidak ada tamu, saya membuka modul dan membaca materi yang telah saya pelajari bahkan saya bisa menulis beberapa paragraph dari artikel.

Bekerja itu mengasah keterampilan dengan bayaran

Dengan bekerja di restoran ini saya langsung terjun ke lapangan dan menggunakan skill komunikasi saya dengan berbeda-beda orang mulai dari anak muda, ibu-ibu, bapak-bapak bahkan yang sudah lansia.

Dan juga saya menggunakan time management dari pagi hingga sore dengan teratur, saya rasa bekerja ini merupakan tempat yang bagus untuk belajar. Tapi memanglah mungkin semua orang ingin bekerja dengan sesuai passion, bekerja di depan laptop. Tetapi saya niatkan ini merupakan batu loncatan saya selagi menyandang status sebagai mahasiswa.

Dengan kita belajar selama satu bulan kita mendapatkan sebuah pundi-pundi uang yang kita bisa alokasikan untuk membeli buku, membayar kuliah, dan kebutuhan lainnya.

Jadi, itulah cerita yang bisa saya ceritakan dengan cerita saya selama satu semester atau enam bulan lamanya di restoran dan kampus. Saya rasa dengan menjalani di dua kehidupan ini membuat saya banyak belajar tentang komunikasi dengan berbeda kalangan dan tentang pentingnya membagi waktu.

]]>
Machibet777 Login<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/journal-kita/3-things-i-learned-from-joining-an-english-speech-competition-178269615dd6?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/178269615dd6 Mon, 16 Dec 2024 01:20:16 GMT 2024-12-16T01:50:25.813Z
Photo by Product School on Unsplash

Have you ever stood in front of a crowd or camera, your heart racing and your palms sweating, wondering if you could deliver the speech you’ve been preparing for days?
That was exactly what I felt during my English speech competition. This competition is my first competition in University and I compete with students in other Universities.

I had ever joined a speech competition, but it was not an English competition because, at that time, I was not confident in my English.

As an English literature student, I was brave enough to join the competition. I have been waiting a long time to try joining a competition because it will be a good experience that I will get.

I joined an online competition because for offline competition, I haven’t got any information yet, and I see my activities are busy also. Because I am working in a restaurant. Therefore, online is suitable choice to try a competition, but it’s not simple and easy. I have to do a great job to get good results.

I joined this competition to get new experience, and as an English Literature student, I can practice what I have learned in my major also, but t I expected that I could be a winner lmao and I could go around the city with my girlfriend. However, I didn’t win the competition but I got many lessons

Here are the lessons I learned.

1. Mastering the content is essential

In this competition, we have to speak the same as our script, and our script must be 600 words minimum, and our video must be 3 minutes in and 5 minutes max. I made the script just in a day. It was a little easy because I have many sources that are ChatGPT, but I still added in other sources.

On the other hand, memorizing and understanding the script took a week. I have to memorize while working and in the duty era of campus. However, it was difficult, but I did it. Understanding the content is essential to be able to speak fluently without getting stuck.

2. Building courage to speak in public

I felt nervous when I was in front of the camera. I know it’s just in front of camera, but the feeling is different. I took a video six times to get good quality.

Exercise our public speaking before the competition is very essential. I practiced in front of the mirror, recorded myself, and tried it many times.

3. Learning to accept result gracefully

After I report my video, I say to myself that I will accept whatever the result is. Win or lose is not the key. The key is I have joined the competition, and I am brave enough to compete with others.

The result is I haven’t won the competition yet, but it is a step to getting closer. It is the way to get better. It is the best way to get personal branding also, because from the competition people know I can speak English.

Participating in an online English speech competition was not just about competing. It was a journey of self-discovery and growth. I learned the importance of mastering my material, the courage to present myself confidently on a virtual platform, and the value of accepting results gracefully. These lessons have not only improved my public speaking skills but also boosted my confidence in other areas of life.

To anyone hesitant to join a competition, I say this: leap. Whether you win or lose, the experience will leave you with invaluable skills and memories that shape you for the better.

Thank you for reading! Please leave a comment 💬 and don’t forget to give a clap 👏.

”Bg. Gegai”


3 Things I Learned from Joining an English Speech Competition was originally published in Journal Kita on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.

]]>
Mcb777 Affiliate<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16/ur-smile-71cb97776fa8?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/71cb97776fa8 Sun, 15 Dec 2024 03:24:17 GMT 2024-12-15T03:29:00.703Z
Photo by British Library on Unsplash

Senyuman indahnya masih terbayang

Masih tersimpan seperti tak akan dilupakan

Engkau tersenyum…

Seindah lentera bulan

Setenang gelapnya subuh

Senyummu menghampiriku di sebuah tempat

Yakni pikiran dan lubuk hatiku

]]>
Machibet777 Login<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/komunitas-blogger-m/pengalaman-menulis-esai-1-000-kata-yang-tidak-sia-sia-10c980db6916?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/10c980db6916 Wed, 11 Dec 2024 06:48:17 GMT 2024-12-15T08:50:03.924Z
Photo by Mike Tinnion on Unsplash

Kamu pasti tahu beasiswa Unggulan kan ya? ya, jadi saya mendaftar di beasiswa ini di bulan Juni lalu dan para pendaftar diminta untuk membuat Esai dengan panjang minimal 1.000 kata dan maksimal 1.500 kata.

Ini merupakan pengalaman pertama saya dalam menulis esai, apa lagi saya harus menulis dengan panjang 1000 kata. Jadi, ini merupakan tantangan yang lumayan besar bagi saya.

Namun, ketika saya mampu melewati dan menyelesaikan esai ini. Saya akan berkembang dengan cepat karena telah memaksakan hal yang di luar kapasitas.

Dalam pengalaman pertama kali menulis ini, saya menulis dengan semangat untuk menghadapi tantangan ini baik siang maupun malam.

Saya berniat dalam menulis esai ini merupakan pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga karena saya langsung mempraktikkan ilmu yang saya telah pelajari dan juga proses yang saya peroleh.

Baiklah, berikut cerita tentang proses, perjalanan esai saya.

Pada saat itu, temanya di tentukan oleh pihak beasiswa unggulan yaitu tentang “Karya ku untuk Indonesia Maju” dengan tema yang ini. Saya sempat berpikir, Saya tidak mempunyai karya apakah bisa Saya menulis esai ini?

Namun, Saya tidak berhenti begitu saja ketika melihat tema nya, Saya mencari dari berbagai platform, video, dan juga inspirasi dari awardee tahun lalu dan ternyata bisa walaupun tidak mempunyai karya sekarang, mungkin nanti.

Kemudian, Saya memulai menulis dengan judul yang sama dengan tema. Saya menceritakan tentang biography, dan ingin mempunyai sebuah kursus bahasa Inggris dalam esai itu.

Dalam proses menulis esai, ada banyak tantangan yang Saya lalui mulai dari kehabisan ide, kehilangan motivasi, dan gangguan alam lainnya. Mungkin tantangan ini tidak terlalu besar jika hanya menulis esai 1.000 kata, tetapi ini sangatlah besar bagi penulis yang masih buta akan dunia kepenulisan seperti saya.

Namun, saya melakukanya dengan maksimal dan versi terbaik saya. Saya berapa kali melakukan editing dan revisi dan minta teman-teman juga untuk membacanya, walaupun saya merasa malu memperlihatkan sebuah esai yang mungkin belum layak untuk dibaca. Tetapi saya harus melakukanya untuk menjadi hasil yang maksimal dengan kualitas yang bagus.

Setelah proses pengerjaanya selesai sekitar satu mingguan lebih, saya mengirimkan esai dengan keyakinan yang penuh harapan.

Namun, hasilnya saya belum berhasil dalam menjadi awardee. Saya sedikit sedih atas kegagalan ini, tetapi saya banyak belajar dari ikut beasiswa unggulan, karena ada persyaratan yang berupa esai.

Karena dengan adanya esai yang mengharuskan menulis minimal 1.000 kata, membuat tulisan saya berkembang karena menulis esai ini juga merupakan latihan bagi saya. Dan dengan adanya pengalaman yang berharga yang membuat wawasan saya terbuka tentang dunia menulis yang indah, yang menjadi fondasi awal untuk mendalami skill menulis. dan juga kegagalan ini membuat mental saya lebih kokoh lagi untuk menghadapi tantangan- tantantan selanjutnya. Karena kegagalan bukan akhir namun awal untuk terus belajar dan memperbaiki diri.

Pengalaman menulis esai 1.000 kata ini mengajarkan saya bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Meski esai tersebut tidak membawa saya pada beasiswa yang diimpikan, prosesnya telah membuka banyak pelajaran berharga—tentang ketekunan, refleksi diri, dan pentingnya terus belajar.

Setiap kata yang saya tulis adalah langkah kecil menuju impian yang lebih besar. Kegagalan ini bukanlah tanda untuk berhenti, melainkan dorongan untuk terus mencoba dan berkembang. Saya percaya bahwa perjalanan menulis ini baru dimulai, dan akan ada banyak kesempatan lain di masa depan.

Bagi siapa pun yang pernah merasakan kegagalan, ingatlah bahwa itu adalah bagian dari perjalanan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit, belajar dari pengalaman, dan terus melangkah. Karena setiap proses, termasuk kegagalan, adalah langkah menuju kesuksesan.


Pengalaman Menulis Esai 1.000 Kata yang Tidak Sia-Sia was originally published in Komunitas Blogger M on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.

]]>
Mcb777 Bet<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/dunia-kampus/dari-pali-ke-pamulang-pilihan-kuliah-dengan-tiga-alasan-kuat-c6049e773b6f?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/c6049e773b6f Wed, 11 Dec 2024 06:30:14 GMT 2024-12-11T12:48:21.989Z
Hari pertama (PKKMB Unpam)
Saya Aris Agustian yang sekarang sedang berkuliah di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Saya asli orang Sumatera Selatan. Tetapi, saya tidak berkuliah di Sumatera Selatan, bukan karena alasan di Sumatera selatan tidak ada Universitas.

Di Sumatera selatan ada banyak Universitas seperti Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah Palembang, dan lain-lain. Tetapi, kenapa saya malah memilih untuk kuliah di luar kota, atau di rantau karena beberapa alasan. Pertama biayanya terjangkau dan bisa sambil kerja, kedua Imam Syafi’I memberikan nasihat agar merantau bagi kawula muda, Ketiga karena di Sumatera Selatan hanya sedikit universitas yang menyediakan jurusan Sastra Inggris.

Berikut ulasan lengkapnya mengapa saya kuliah di Universitas Pamulang.

1. Biayanya terjangkau dan bisa sambil kerja

Universitas Pamulang menyediakan program khusus bagi karyawan yang ingin berkuliah di malam hari. Saya memanfaatkan program kelas karyawan tersebut. Tentunya, di siang harinya saya bisa menggunakan waktu siang untuk bekerja atau pun mengajar, lalu pada malam harinya saya bisa melakukan aktivitas perkuliahan.

Selain itu, Universitas Pamulang juga memfasilitasi kelas khusus untuk hari Kamis dan Sabtu. Tentunya, sangat membantu untuk orang-orang yang memiliki waktu satu hari libur di tempat kerja. Jadi, mereka bisa memanfaatkan libur di hari Kamis untuk kuliah.

2. Kata Imam Syafi’i merantaulah bagi kawula muda

Tentunya kalimat Imam Syafi’i ini saya renungkan ketika saya tamat dari madrasah aliyah dan memutuskan untuk kuliah di luar kota yang jaraknya jauh dari kampung saya di Pali, Sumatera Selatan. Karena dalam merantau, kita akan banyak mendapatkan manfaat di saat kita pergi dari kampung halaman. Karena tanpa keluar dari zona nyaman, akan sulit bagi kita untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan kita.

Selain mendapat pengetahuan baru, kita juga bisa mendapatkan teman baru pula. Belajar memahami sifat dan watak teman-teman tersebut merupakan pengalaman yang berharga. Teman-teman baru tersebut berasal dari daerah yang berbeda, ada yang dari Jawa, kalimantan, dan daerah-daerah lainnya. Kita bisa bertukar cerita di tanah rantau ini. Bagi saya, ini merupakan pengalaman yang mahal karena saya bisa merasakan belajar, bertemu, dan bercerita dengan orang orang dari asal yang berbeda-beda.

3. Di Sumatera Selatan ada sedikit Universitas yang menyediakan fakultas Sastra Inggris

Ketika saya research tentang jurusan di Sumatera Selatan saya menemukan sedikit universitas yang menyediakan jurusan Sastra Inggris. Ada jurusan Sastra Inggris tetapi kampus dan harganya tidak bersahabat dengan saya. Alasan lain memilih sastra inggris, saya ingin memperdalami karya sastra dan mau memperdalam lagi tentang Bahasa inggris.

Namun di dekat kampung saya, jurusan Sastra Inggris belum tersedia di Universitas-universitas yang harganya terjangkau di Sumatera Selatan. Kebanyakan kampus di Sumsel hanya mempunyai jurusan pendidikan Bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya memutuskan dan meluruskan niat untuk kuliah di sini.

Kesimpulan cerita kuliah saya di luar kota yakni dengan alasan karena kuliahnya terjangkau, saya ingin merantau, dan juga di Universitas Pamulang mempunyai jurusan Sastra Inggris.

Thanks for reading📖, leave a comment💬, don’t forget to clap👏


Dari Pali ke Pamulang, Pilihan Kuliah dengan Tiga Alasan Kuat was originally published in Dunia Kampus on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.

]]>
Machibet777 Bet<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/@arisagustian16/menjauh-dan-menghilang-7e8784fc7f5b?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/7e8784fc7f5b Tue, 10 Dec 2024 05:04:11 GMT 2024-12-10T05:06:21.228Z
Photo by Dawid Zawiła on Unsplash

Rasa yang ada hampir memudar

Berkeliling di keterangan kota

Tertawa, bercerita bersama

Semuanya berlangsung begitu cepat

Dekat di mata, namun jauh di pandangan

Tak terasa waktu begitu cepat

Kenangan, Rasa, Perasaan

Menjauh dan menghilang

]]>
Mcb777 Cricket<![CDATA[Stories by Aris Agustian on Medium]]> http://jeetwincasinos.com/komunitas-blogger-m/nama-muncul-di-google-pencapaian-kecil-yang-membuatku-tersenyum-b5b4a0799102?source=rss-6f2e0e69627a------2 http://jeetwincasinos.com/p/b5b4a0799102 Sun, 08 Dec 2024 01:38:34 GMT 2024-12-19T15:41:47.580Z
Foto asli milik Penulis.

Sebagai seorang anak desa di pelosok negeri, ketika pertama kali melihat nama saya terindeks di google karena sebuah tulisan. Itu merupakan pencapaian yang membuat saya tersenyum dan bangga atas pencapaian itu.

Jadi awal pertama kali menulis itu ketika di suruh oleh kakak saya untuk berkontribusi dengan blog yang dia punya. Saya di minta untuk membuat sebuah artikel dengan judul yang saya sukai dan 500 jumlah kata di dalamnya.

Dia bilang kepada saya waktu itu; Percayalah kamu tidak akan menyesal ketika mendalami dunia kepenulisan. Namun, saya tidak terlalu mengindahkan kata-katanya karena itu juga merupakan pertama kali saya menulis jadi belum ada manfaat yang dapatkan.

Padahal, ketika saya telah menyelesaikan sebuah artikel yang berjudul Tips Belajar Bahasa Inggris. Saya jadi paham bahwa salah satu manfaat yang saya dapatkan ketika pertama kali menulis yaitu saya belajar kembali, karena telah menuliskan sesuatu yang saya ketahui.

Itu merupakan jalan awal saya mendalami skill menulis ini. Ketika telah menyelesaikan satu artikel tadi saya mulai penasaran tentang dunia kepenulisan dan saya mulai mengikuti beberapa penulis di akun instagram salah satunya seorang mentor saya Moch Abdul Aziz founder of Ufuk Literasi.

Nah, di komunitas ufuk Literasi ini saya mulai mengenal dan menulis di Medium. Karena inspirasi yang saya dapatkan dari salah satu karya nya beliau. Di komunitas ini ada banyak manfaat yang saya dapatkan, seperti adanya tugas menulis, sharing dari para penulis di sana. Dari komunitas Ufuk Literasi ini telah banyak membuat anggota berkembang.

Setelah saya mengenal platform medium ini. Saya mulai menulis pada bulan Agustus lalu, tetapi saya mulai konsisten menulis pada bulan Oktober lalu. Jadi, saya bisa katakan ini merupakan jalan awal bagi saya untuk mendalami sebuah skill yang sangat penting yaitu skill menulis.

Mengingat saya juga merupakan seorang mahasiswa Sastra Inggris, yang di mana menulis ini adalah salah satu aktivitas yang sering kita lakukan di kampus. Jadi, mendalami skill ini sangat amat membantu pada perkuliahan saya.

Cerita perkuliahan saya juga merupakan karya saya di medium yang di indeks pertama kali oleh google yaitu tentang Cerita Tiga Semester Kuliah di Sastra Inggris. Di karya ini saya menceritakan sesuai dengan apa yang telah saya alami selama tiga semester tentang tingkat kesulitan dan pelajaran-pelajaran seputar Sastra Inggris.

Karena karya saya itulah yang menjadi pemicu saya untuk terus menulis, sebab ada sebuah kesenangan tersendiri yang saya peroleh ketika telah mempublikasikan sebuah karya apa lagi sampai terindeks oleh Google.

Namun, pada saat itu hanya karya saya saja yang terindeks oleh Google. Nama saya muncul ketika saya telah mempublikasikan 10 karya lebih di sini dan 10 artikel juga di Kumparan. Awalnya saya penasaran, saya mencoba mencari di pencarian Google.

“Siapa Aris Agustian English? “

Foto asli milik Penulis.

Ini merupakan pencapaian yang kecil namun sangat berarti bagi penulis pemula seperti saya. Yang masih buta tentang kepenulisan.

Dengan adanya sebuah pemicu ini membuat saya lebih bersemangat lagi untuk menghasilkan sebuah karya yang lebih berkualitas.

Untuk ke depannya, saya telah bilang di sebuah artikel ini. Saya mulai menjadi Medium Member mungkin ketika artikel saya mencapai 50.

Namun, itu bukan merupakan sebuah tujuan utama. Karena 50 artikel yang saya niatkan itu adalah untuk mengasah skill menulis dengan menulis secara langsung, tetapi tujuan utama saya adalah ketika tulisan saya telah layak. Saya akan menjadi Medium Member lebih cepat untuk lebih serius lagi dalam menghasilkan sebuah karya.

Setiap langkah kecil dalam perjalanan menulis adalah fondasi untuk mimpi yang lebih besar. Ketika nama saya muncul di Google, itu bukan hanya tentang melihat diri saya di layar, tetapi tentang menghargai proses panjang di baliknya mulai dari keberanian menulis, mengatasi keraguan diri, hingga akhirnya karya saya diakui.

Pencapaian kecil ini mengingatkan saya bahwa keberhasilan tidak selalu harus besar untuk bermakna. Yang penting adalah terus bergerak maju, sekecil apa pun langkahnya. Untuk semua pembaca, jangan pernah meremehkan usaha kecilmu, karena setiap usaha itu adalah bagian dari kisah suksesmu di masa depan. Teruslah menulis, bermimpi, dan bersyukur.

Thanks a lot for reading 🙌, leave a comment 💬 and don’t forget to clap 👏.

3 Things I Learned from Joining an English Speech Competition


Nama Muncul di Google: Pencapaian Kecil yang Membuatku Tersenyum was originally published in Komunitas Blogger M on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.

]]>