Sitemap
Dunia Kampus

Publikasi yang mewadahi cerita tentang kehidupan kampus. Bisa berupa catatan kuliah, pengalaman kuliah, opini terhadap sistem perguruan tinggi, dan sebagainya.

Cinta, Jarak, dan Doa dalam Lawatan Cinta

3 min readMay 13, 2025

--

http://pixabay.com/id/illustrations/botak-bulan-rakyat-kelompok-68145/

Masa kuliah adalah babak baru dalam hidupku.

Dunia yang seharusnya penuh dengan kebebasan, tetapi diam-diam menyimpan banyak cerita. Ketika orang bertanya kepada Anda, Apa hal yang paling sulit dari kuliah? Jawabannya bisa bermacam-macam. Tugas yang menumpuk? Mungkin. Ujian yang bikin pusing? Bisa jadi. Namun bagiku, salah satu tantangan terbesar adalah tinggal jauh dari rumah, jauh dari orang tua, keluarga, dan seseorang yang spesial.

Ketika diterima di universitas, perasaanku campur aduk. Senang karena akhirnya berhasil masuk ke kampus impian, tapi juga sedih karena harus meninggalkan rumah. Orang tualah yang paling khawatir. Ayah selalu berpesan agar selalu menjaga kesehatan, sedangkan ibu yang selalu setia mendoakan.

Namun di balik itu semua, ada satu hal yang membuat dada terasa berat. Aku harus berpisah dengannya seseorang yang selalu berada di sisiku. Kami telah diikat oleh cinta, dikuatkan oleh doa dan direstui oleh orang tua kami, tetapi sekarang kami dipisahkan oleh jarak antar kota.

Aku ingat betul malam sebelum pergi. Kami sedang duduk di taman kota tempat kami biasanya menghabiskan waktu bersama. Dia mencoba tersenyum, meskipun aku tahu hatinya tidak tenang. “Jaga dirimu baik-baik, ya. Jangan lupa makan. Jangan terlalu sibuk sampai lupa kabar,” katanya. Aku hanya mengangguk karena aku sendiri tidak tahu harus berkata apa.

Semuanya terasa baru di awal masa perkuliahan. Teman-teman baru, lingkungan baru, bahkan ritme kehidupan yang sama sekali berbeda. Tidak ada lagi ibu yang membangunkan di pagi hari, tidak ada lagi ayah yang bertanya mengapa pulang terlambat. Semuanya terasa tenang, kecuali alarm di ponsel yang sering aku snooze.

Kuliah ternyata lebih membuat stres dari yang aku kira. Tugas selalu datang tanpa jeda, ujian sepertinya tidak pernah memberi jeda dan waktu terasa begitu cepat berlalu. Di tengah kesibukan itu, aku kerap merasa rindu rumah. Aku rindu rumah, rindu orang tua dan tentu saja rindu dia.

Komunikasi kami terus berlanjut, meskipun sering kali terbatas. Terkadang hanya berupa pesan singkat, terkadang berupa panggilan telepon yang memutuskan sinyal. Ada kalanya kami berdebat tentang hal-hal sepele. “Kamu terlalu sibuk, ya?” atau “Kenapa lama sekali membalasnya?” adalah kalimat yang sering terlontar di antara kami. Tapi aku tahu itu bukan karena kemarahan, tapi karena kerinduan yang sulit dijelaskan.

http://pixabay.com/id/photos/image-9189442/

Menjalani hubungan jarak jauh sambil kuliah tidaklah mudah. Terkadang aku iri dengan teman-teman kampus yang bisa bertemu dengan pasangannya setiap akhir pekan, sementara aku hanya bisa melihat layar ponsel. Tapi aku selalu ingat pesannya sebelum pergi. “Jangan lupa untuk fokus pada tujuanmu. Jika kita berjuang bersama, pasti akan ada jalan.”

Ada satu momen yang akan selalu aku ingat. Ketika aku benar-benar lelah karena tugas kuliah, dia mengirim pesan singkat.“Apakah kamu lelah? Aku yakin kamu bisa melewati ini semua. Aku selalu berdoa untukmu.” Pesannya sederhana, tetapi berhasil membangkitkan semangat.

Di sisi lain, aku juga belajar untuk menghargai waktu. Setiap selesai liburan panjang, aku langsung pulang ke rumah. Rasanya tidak ada yang lebih membahagiakan selain bisa bertemu dengan keluarga. Perjalanan jauh antar kota terasa lebih mudah karena ada senyuman yang menanti di ujung sana.

Namun, satu hal yang paling aku pelajari selama masa kuliah adalah bahwa hidup adalah tentang pertarungan. Jarak, kerinduan, dan kesulitan bukanlah alasan untuk menyerah. Setiap detik yang kita lewati, setiap usaha yang kita lakukan, semuanya memiliki arti.

Aku percaya bahwa jika cinta itu benar, maka doa akan menjadi penghubung terkuat. Meskipun jarak melelahkan, restu orang tua adalah kekuatan. Dan meskipun perjalanan ini terasa panjang, aku yakin suatu hari nanti kita akan bertemu lagi tanpa ada jarak yang memisahkan kita.

Bagi kamu yang menjalani kehidupan sebagai mahasiswa, ingatlah bahwa setiap perjuangan memiliki tujuan. Jika kamu merindukan seseorang, gunakan kerinduan itu sebagai motivasi. Ketika kamu merasa lelah, ingatlah bahwa setiap usaha akan membuahkan hasil. Dan ketika kamu merasa jauh dari rumah, ketahuilah bahwa doa orang tua selalu menyertai.

"Kelak kau akan sadar, bahwa bagian terberat dari mencintai adalah sabar." -Mbah Nun

Dunia Kampus
Dunia Kampus

Published in Dunia Kampus

Publikasi yang mewadahi cerita tentang kehidupan kampus. Bisa berupa catatan kuliah, pengalaman kuliah, opini terhadap sistem perguruan tinggi, dan sebagainya.

Mujiburrohman
Mujiburrohman

Written by Mujiburrohman

Practicing the habit of reading and writing every day is a basic skill that opens doors for myself, to grow and develop continuously. Instagram @mujib17si

No responses yet