Sitemap

Istri Saya Adalah Alasan Kenapa Saya Kembali Menulis

3 min readNov 6, 2024

Siapa yang menyangka bahwa terkadang sumber kebangkitan datang dari arah yang tak kita duga.

Jauh sebelum mengenal istri saya, saya memang seorang yang gemar menulis, tapi ya…nggak rajin-rajin banget. Pun begitu dengan membaca, suka tapi yang nggak maniak-maniak banget. Tapi setidaknya, dalam setahun ada beberapa buku yang saya baca.

Kegemaran akan menulis ini bermula pada tahun 2012 atau 2013 lalu (lupa persisnya), saya yang iseng menulis beberapa artikel di blog, secara kebetulan di terima dalam program Google Adsense setelah blog tersebut saya daftarkan. Sontak hal tersebut membangkitkan jiwa kepenulisan dalam diri saya, faktor utamanya tentu saja pundi-pundi dollar yang berpeluang untuk di raih. Hahaha.

Anak milenial yang hidup di era blogger tentu paham betapa serunya meraup dollar dari program Adsense ini.

Hari-hari saya habiskan menulis artikel demi artikel, apalagi waktu itu saya yang masih mahasiswa mempunyai banyak waktu untuk menulis, dan tak memiliki banyak beban hidup untuk direnungkan :D

Beberapa kali blog saya mampu mencairkan sekian banyak dollar dan tentu saja kebiasaan ini terus berlanjut hingga saya lulus kuliah. Bahkan kecintaan saya terhadap dunia kepenulisan tak lagi terbatas pada blog saja, namun meluas ke dunia sastra. Saya sangat tertarik dengan novel-novel fiksi yang sarat akan sastra bermutu tinggi. Itu pun memotivasi saya untuk mencoba peruntungan di dunia sastra ini, beberapa bab novel mampu saya tuntaskan meskipun belum pernah terbit hingga sekarang.

Keseruan dunia penulis ini mulai terusik ketika saya masuk ke realitas kehidupan manusia dewasa. Kesibukan di kantor, maupun tanggung jawab yang harus dituntaskan sebagai seorang suami, pun sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua, membuat saya tak memiliki banyak waktu untuk menulis lagi.

Novel saya terhenti. Blog saya pun mati suri. Hampir tak pernah lagi tersentuh dalam waktu yang lama, mungkin 6–8 tahun lamanya.

Tetapi, Tuhan Maha Baik. Tak saya sangka bahwa saya akan mendapati seorang istri yang suka pula dengan dunia kepenulisan ini.

Istri saya ini memang mencintai dunia sastra dari ia kecil. Menurut penuturan beliau, dari kecil tulisan-tulisannya banyak di muat di majalah lokal, dan pernah di kutip ke dalam buku pelajaran anak SD. Tetapi, kesukaannya tak terasah dengan baik karena tak di dukung oleh lingkungan yang memadai. Tak banyak yang memahami bahwa berkarir sebagai seorang penulis pun bisa memiliki kehidupan yang layak. Alhasil ia pun pindah haluan belajar di bidang IT dan bertahun-tahun bathinnya bertarung tentang apa yang ia sukai, dan apa yang realita yang harus ia jalani.

Di dalam kegelisahannya tersebut, saya berkata kepadanya, ”Jangan pikirkan keuangan rumah tangga kita, dan mulailah menulis. Raihlah cita-citamu. Entah itu dalam masa setahun, masa 5 tahun, atau kapanpun buku pertamamu terbit, saya akan selalu menyokongmu dari belakang. Jadi, mulailah menulis.”

Dengan tekad yang bulat, ia memulai kembali tulisan-tulisannya yang lama terkurung dalam belenggu semu yang ia ciptakan sendiri di dalam kepalanya. Inilah tantangannya. Bagaimana meyakinkan dia bahwa tak ada kerangkeng yang mengurung imajimaninya. Tak mudah menghapus kecemasan-kecemasan masa lalu.

Hari berganti, ia pun makin giat menjemput kembali kreatifitasnya. Berbagai kelas kepenulisan pun ia ikuti, hingga akhirnya tulisan pertamanya terbit. Ya, cerita pendeknya terpilih sebagai salah satu karya yang diterbitkan dalam buku ‘Teroka’, sebuah novel kumpulan cerpen karya J.S Khairen. Terima kasih Bang Khairen telah memilih karya istri saya. Mungkin abang tak tahu, tetapi itu membangkitkan kepercayaan dirinya yang telah lama terkubur di dunia kepenulisan. Sekali lagi terima kasih Bang Khairen.

Siapa sangka, tak hanya kepercayaan diri istri saya saja yang kembali muncul, tapi itu pun mempengaruhi jiwa saya. Tiba-tiba saya pun kembali tertarik ke dunia sastra ini.

Saya mulai menulis beberapa cerita pendek dan mengirimnya ke beberapa perlombaan, dan hasilnya sudah bisa ditebak, semua DITOLAK. HAHAHA.

Tapi itu justru menjadi penyemangat saya. Tak tahu dimana ini akan berujung, tapi saya hanya ingin menulis. Termasuk di Medium ini, saya mulai kembali menulis. Tulisan demi tulisan. Semoga satu atau dua tulisan saya bisa bermanfaat bagi siapun yang membaca.

Saya sudah lama mengenal Medium. Mungkin sekitar 10 tahun, saat platform ini baru diluncurkan. Tetapi, lebih dari separuhnya saya habiskan dengan kevakuman. Akun pertama saya pun saya sudah lupa, tetapi lebih baik terlambat memulai kembali daripada berhenti selamanya.

Salam kenal semuanya. Jangan tinggalkan komentar untuk kita saling menyapa, dan saling bercerita.

Maha Putra ✅
Maha Putra ✅

Written by Maha Putra ✅

a human being who loves literature.

Responses (7)