Journaling Sebagai Media Mengekspresikan Diri
Menulis jurnal membuat kita menjadi yang mengamati dan menyadari
Journaling dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide, pikiran, perasaan, maupun emosi yang dirasakan. Jika mundur ke tahun-tahun sebelumnya, sebagian dari kita mungkin tidak asing dengan ini yang dulu biasa disebut diary. Banyak jenis journaling yang bisa dilakukan dan pernah kulakukan.
1. Bullet Journal
Bullet journal atau bujo adalah metode pencatatan untuk mengatur dan mendokumentasikan kegiatan sehari-hari. Bujo yang pernah kulakukan biasanya berbeda tiap bulannya. Dapat berisi to-do list, mood tracker, habbit tracker, gratitude, dan isi pikiran/perasaan di hari itu. Menulis bujo biasanya diselingi dengan hiasan seperti stiker maupun spidol warna-warni.
Menariknya, journaling yang disertai dengan kegiatan “menghias” dapat meningkatkan motivasi kita dalam menulis jurnal tiap harinya. Namun seiring waktu, saat menulis Bujo aku merasa journaling sebagai keharusan di setiap harinya, padahal harusnya menulis jurnal bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan. Mood-ku yang sering berubah dan waktu luang yang tidak selalu ada membuatku merasa “berhutang” jika tidak melakukan journaling. Terlebih jika isinya kurang menarik yang akan mengurangi mood dalam menulis.
2. Plan Journal
Seperti namanya, plan journal bisa berisi daftar keinginan atau kegiatan. Sebagai orang pelupa, aku biasa menuliskan daftar kegiatan yang akan dilakukan di satu waktu. Aku tidak pernah membuat plan journal secara khusus, melainkan menggabungkannya dengan bullet journal.
3. Ephemeral Journal
Ephemeral jurnal berisi sesuatu yang menggambarkan momen tertentu yang sifatnya berlangsung sebentar. Bisa berisi bon makan, tiket, atau apapun yang berkesan. Aku pernah membuat ephemeral yang menggambarkan momen saat di Bandung, seperti struk belanja, tiket masuk, bahkan struk penarikan uang di ATM. Sederhana, bahkan bagi sebagian orang mungkin tidak berarti tapi ini bisa dijadikan sebagai kenang-kenangan.
4. Vomit Journal
Vomit jurnal bisa berisi tulisan tentang sesuatu yang dipikirkan, perasaan atau emosi akan suatu hal, atau apapun yang mungkin terpendam dalam hati kita. Vomit jurnal menjadi jenis yang paling kusukai dan membuatku nyaman dalam melakukan journaling. Aku tidak terbebani dengan tulisan-tulisan aesthetic, keharusan untuk menulis setiap hari, dan sebagainya. aku bisa melakukannya setiap hari atau di hari-hari tertentu saat dirasa ingin menulis.
Ketika Kesulitan Memulai Journaling
Motivasiku di awal saat tertarik dengan journaling yaitu sebagai kenangan memori yang nantinya bisa dibaca ulang. Aku bisa tau momen-momen tertentu yang pernah dilakukan. Motivasi itu kemudian bergeser menjadi bentuk mengekspresikan emosi. Maka dari itu hanya vomit jurnal yang kulakukan saat ini.
Jika menulis jurnal menjadi hal yang baru, mungkin akan sedikit kesulitan dan bingung untuk memulainya. Pilih cara yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Pilih media dan jenis jurnal yang diinginkan. Tidak harus dengan buku, melainkan bisa melalui aplikasi di smartphone, tab, maupun laptop. Tumbuhkan motivasi journaling dengan hal-hal yang menjadi tujuan atau manfaat dari kegiatan itu sendiri.
Jika mengalami kendala dalam mengungkapkan kata-kata atau memilih bahasa, gunakan saja bahasamu sendiri. Tidak perlu bagus, yang penting kita bisa mengutarakan apapun yang dirasakan/dipikirkan. Mulailah dari hal-hal sederhana seperti menulis kegiatan yang telah dilakukan, pengalaman pada satu hari, dan sebagainya. Seiring waktu ketika terbiasa menulis jurnal kita akan menemukan gaya bahasa kita sendiri dan semakin terbiasa dalam mengekspresikan pikiran/perasaan.
Manfaat Melakukan Journaling
Menyalurkan emosi/perasaan terhadap suatu kondisi menjadi hal pertama yang kurasakan dari manfaat menulis jurnal. Ketika sedang stres kita bisa berkeluh kesah dengan bebas tanpa dihakimi siapapun. Ketika senang kita bisa menuliskan hal-hal bahagia sebagai rasa syukur atas apa yang terjadi.
Melatih refleksi diri. Setelah terbiasa menuliskan apapun melalui jurnal, kita bisa menyadari kegiatan apa yang telah dilakukan, bagaimana dampaknya, bahkan perubahan apa yang telah didapat. Menulis jurnal dapat membantu kita menyadari emosi yang dirasakan, tidak denial saat sedang marah maupun sedih, dan sadar dengan keputusan yang akan dilakukan. Kita juga bisa lebih memaknai hal-hal baik maupun buruk yang terjadi dalam hidup yang nantinya akan sejalan dengan proses pengembangan diri.
Dokumentasi kehidupan. Hal ini tentunya berguna saat kita membaca kembali kejadian dan pengalaman di masa sebelumnya. Ketika pernah merasa berada di momen kurang menyenangkan lalu di kemudian hari berubah jadi sebaliknya, kita bisa mensyukuri hal-hal baik yang terjadi dan menyadari bahwa hidup tidak seterusnya ada di satu waktu.
“Hal pertama yang perlu kita latih saat journaling bukan menulis dan menghias. Melainkan keterampilan menyimak dan mengamati. Menyimak dan mengamati apa yang ada dalam diri kita; pikiran, perasaan, sensasi tubuh, memori, harapan, motif, kekhawatiran, dll. Dan menyadari bahwa kita bukan itu semua. Kita adalah yang mengamati dan menyadari.” —tiktok/@simplereader
Pada dasarnya, menulis jurnal bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan medium apapun. Perlu diingat bahwa journaling sifatnya membantu, jadi seharusnya kita tidak merasa diberatkan dengan kegiatan ini. Kita harus merasa bebas mengekspresikan apapun dalam menulis jurnal. Jangan terlalu memaksakan, jadi tanamkan bahwa menulis jurnal tidak perlu sempurna.