Member-only story
Sepuluh Alasan Kenapa Aku Bersyukur Jadi “Aku”
Sebab Kita Belum Tentu Mampu Menjadi Orang Lain
Daripada memikirkan tidak enaknya menjadi aku, kenapa ya aku tidak berpikir apa enaknya menjadi aku?
Sempat terbesit di kepala, kalau ternyata manusia itu susah bersyukurnya. Bahkan untuk melihat ke dalam diri sendiri dan berusaha mensyukuri sifat yang kita punya pun rasanya sulit. Makanya aku mau menulis ini demi melihat hal-hal yang bisa disyukuri saat aku ditakdirkan menjadi “aku.”
Sederhana
Teman-temanku tahu kalau aku orangnya tidak ribet, sederhana dan tidak macam-macam. Dari kecil aku sudah di ajarkan sama keadaan untuk menyesuaikan apa pun yang kita punya sesuai kebutuhan. Menginginkan barang yang kita mau itu normal, tapi orang tuaku tidak pernah mengajarkan untuk ikut-ikutan (FOMO).
Kelihatannya hidup sederhana sudah jadi pakem yang mungkin agak sulit dihilangkan. Sampai aku sendiri punya slogan: “belilah sesuatu karena kamu butuh.” Setelan bajuku kebanyakan all-in-one, begitu juga dengan sepatu dan sendal. Aku suka permak ulang pakaian lama, pakai barang sampai benar-benar rusak, beli sesuatu yang bagus supaya tahan lama. Dan beruntungnya aku punya proporsi tubuh yang tidak berubah, sampai celana 6–7…
