Member-only story
Pagelaran Musik dan Puisi FPKS
Semesta pun Seolah Mengerti
"Yoopo iki, senare wis pedot?" seru Cak Pardi Artin saat hendak memulai memetik gitarnya.
Jadilah banyak basa-basi dari pengisi acara lain sebelum mendendangkan lagu mereka.
"Gitar iku nomor 13. Sing penting kumpul sak Suroboyo!" teriaknya lagi.
Belum menjadi member, baca gratis di sini
Penonton bersemangat menyaksikan tiga lelaki tua di depan sana bermain musik. Akhirnya Cak Pardi pun menyanyi tanpa memakai gitar dengan "Semangat 45".
Di depan pintu Balai Pemuda Surabaya, Selasa, 13 Mei 2025 bakda Isya itu, acara yang digagas oleh Forum Pegiat Kesenian Surabaya berlangsung meriah. Tamu terdiri dari seniman, jurnalis, dan masyarakat sekitar.
Menurut penyelenggara, banner yang menjadi latar panggung adalah sumbangan dari Prof. Rubi Castubi. Acara ini sendiri adalah bentuk gotong-royong dari pengisi acara.
Langit yang beberapa hari menyimpan mendung, seolah pengertian dengan menjauhi lokasi alun-alun Surabaya. Sebenarnya saya merasa aneh karena pikiran selalu membayangkan luasnya rerumputan setiap mendengar namanya. Inilah bedanya.
Nggomblohi... Nggedabrus... Nggapleki dan kata umpatan khas Surabaya jan*** berhamburan dari mulut-mulut pria…