Member-only story
Penjajahan dan tektek bengeknya
Bukan hanya geografis, tetapi ideologis pun juga terjajah. Otomatis, semua yang dibawa oleh para penjajah harus diterapkan di jajahannya. Kebudayaanya, cara berpikirnya, dan bahkan agamanya harus sama dengan si penjajahnya. Semenjak berpikir kita sudah terjajah, Kepiting Rebus!
Penjajahan sudah berakhir secara resmi semenjak 79 tahun yang lalu. Akhir tahun kemarin bahkan si penjajah mengembalikan sebagian rampasannya, yaitu peninggalan penting kebudayaan Nusantara untuk kemudian di simpan di Museum Nasional Indonesia. Untuk dipamerkan dan digali kembali oleh yang empunya. Mengupahi masa lalu yang tidak bisa dirubah, sepertinya kok percuma tapi tidak mengapa.
Apakah kemudian dampak dari penjajahan itu sudah berakhir juga?
Seperti yang kita rasakan akhir-akhir ini, aroma penjajahan kembali menusuk hidung. Ditandai dengan pembungkaman karya seni, penindasan aparat kepada warga, dan pembebanan pajak kepada rakyat, pengambilan paksa tanah, dan pemagaran pantai. Masih banyak aroma lainnya yang tidak kalah menusuknya. Di era informasi serba terbuka, rekam jejak telah tersimpan dengan rapih, tinggal kemampuan mengakses dan mengolahnya saja agar kebusukan tadi bisa dibasmi sampai tuntas.
Bayangkan jika disajikan rangkuman fakta-fakta tersebut, kita akan mengetahui ada berapa…